'Tali den Sangko Ka Buai-an, Gantuangan Diri Lah Kironyo'

Indahnya bahasa Minang terdapat pada penyampaian pesan yang tidak langsung. Berkiasan, Seperti dijelaskan Manusia tahan Kias, Binatang tahan Pukul. Sebegitulah halusnya berbahasa di Minangkabau. Bahasa menunjukkan bangsa. Kita adalah bangsa yang halus, lembut. Beda dengan bangsa yang 'main pukul langsung', tahu sendiri jika dirujuk ke pepatah di atas.

Salah satu model penyampaian pesan dalam komunikasi sekarang sering dijumpai pada lirik lirik lagu adalah istilah ' tali den sangko ka buaian, gantuangan diri malah kironyo'. Memang tidak terlalu susah untuk dipahami makna kiasan tersebut. Namun bagi yang tidak memiliki rasa tentu ini sangat lucu terdengarnya.
 
Adalah istilah tersebut sama artinya 'kanai angin sarugo'. Di bawakan pada perkembangan jaman sekarang, istilah trend kids jaman now itu - kena PHP. Korban harapan palsu.

Bayangkan, tali yang dikira akan jadi buaian (ayunan) berharap akan jadi suatu permainan yang menyenangkan- ternyata pada akhirnya jadi gantungan diri yang membunuh.

Jenis kiasan ini sering ditemui pada lagu lagu bertema cinta. Terlebih dalam musik tradisional Minangkabau seperti lirik saluang.
 
Begitulah kelebihan orang minang dalam berbahasa. Bahkan dalam berbahasa saja harus menggunakan otak dalam mencerna maksud yang akan disampaikan. Tidak heran jika orang orang Minang, terlebih produk produk zaman dahulu tidak diragukan kecerdasannya. Wajar, otak biasa digunakan sehari hari. Bandingkan dengan komunikasi 'tembak tupai' langsung ke sasaran. Tidak ada seni berbahasa, kurang menggunakan otak dan otak menjadi malas.

Suka Artikel Ini? Tetap dapatkan Informasi dengan Berlanggana via email

Comments

You must be logged in to post a comment.

Artikel Terkait
About Author

Dulunya ditulis di anakminang.com