Teori Utang Luar Negeri

Perkembangan sebuah negara memang membutuhkan dana yang besar sekali dalam bentuk investasi demi mencapai pertumbuhan  ekonomi. Bila saja tabungan dalam negeri tak mencukupi, maka alternatif yang digunakan adalah mencari pinjaman luar negeri atau utang.

Pada kondisi tertentu, pinjaman luar negeri memang bisa memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Namun ini bisa menjadi bumerang bila pengelolaan  dana utang tersebut tidak baik.

Saat akumulasi utang dan pertumbuhan ekonomi rendah misalnya. Negara tidak sanggup melakukan pembayaran utang, maka nilai utang akan semakin menjadi lebih besar. Sebab, pinjaman luar negeri tersebut tentu saja memiliki bunga.

Salah satu teori yang populer dalam utang Luar negeri adalah Debt Overhang. Teori ini mengambarkan kondisi di atas, dimana kemampuan negara rendah dalam membayar utangnya. Efek ini berdampak pada perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, sebab investasi tentu saja dipandang tidak sehat pada kondisi negara semacam ini.

Hubungan pertumbuhan ekonomi dengan utang luar negeri lebih dijelaskan sebagai berikut. Utang luar negeri berpengaruh pada dua jalur, akumulasi modal dan pertumbuhan faktor produktif. Pada kondisi dan jumlah yang bisa dibayarkan tentu utang ini akan menjadi hal positif dan membantu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Ini akan terjadi jika hal yang didapat dari dana utang melebihi bunga dan mencukupi kemampuan pembayaran utang. Sebaliknya, akan menjadi kehancuran bila hasil investasi dana utang tidak menghasilkan apa apa. Utang akan menjadi beban begitu saja.

Dalam pandangan klasik, pemotongan pajak yang didanai oleh utang akan meningkatkan pengeluaran konsumen dan mengurangi tabungan nasional. Maksudnya begini, misalkan pemerintah mengurangi tarif pajak, artinya pendapatan akan berkurang. Mau tidak mau untuk mengganti hal tersebut harus diambil dari tabungan nasional. Saat bersamaan, ketika pengeluaran konsumen meningkat maka  permintaan akan besar.

Utang pemerintah menurut Ricardian, pengeluaran konsumen meningkatkan sumber daya konsumen dan pemotongan pajak. Dalam waktu singkat utang luar negeri memang meningkatkan pendapatan. Namun dalam periode panjang utang tidak mengubah pendapatan atau konsumsi di masa depan. Sebab utang tersebut akan menjadi beban untuk masyarakat masa mendatang. Penganut teori Ricardian ini (Ricardian Equivalance menyatakan bahwa defisit anggaran yang dibiayai utang luar negeri tidak memberikan dampak apapun terhadap perekonomian.
Didukung dengan teori David Ricardo's Funding, sebauh teori yang diungkapkan kembali oleh Barro (disebut juga teori Ricardo-Barro Preposition) lebih mendetailkan bahwasanya ini karena beban utang musti ditanggung pemerintah dimasa mendatang. Kemungkinan yang terjadi misalnya kenaikan pajak. Dengan kenaikan pajak tentu masyarakat masa mendatang semakin terbebani. Inilah yang dimaksud bahwasanya utang luar negeri tidak akan berdampak apa apa terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penganut aliran Keynesian berpendapat bahwasanya defisit fiskal sangat berpengaruh pada perekonomian. Kebijakan dalam peningkatan anggaran yang diambil dari pinjaman luaarnegeri memiliki pengaruh dimana permintaan agrerat akan naik. akibat pengaruh dari akumulasi modal. Dalam hal ini Keynesian menyatakan defisit anggaran akan meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan. Pada ujungnya peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi juga pada akhirnya.

Defisit Anggaran yang ditalangi dengan hutang bermakna beban pajak dimasa sekarang relatif lebih ringan. Pastinya ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan peningkatan pendapatan, imbasnya peningkatan konsumsi. Efeknya tentu permintaan barang atau jasa konsumsi akan meningkat sekaligus akumulasi modal dan tingkat tabungan juga meningkat. Kesimpulannya menurut Keynesian utang luar negeri akan membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

Pengalaman berhasilnya utang luar negeri dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Eropa Barat memberikan saran kepada negara berkembang untuk mencari pinjaman luar negeri untuk meningkatkan pertumbuhan luar negeri.

Ini terbukti dengan lahirnya teori yang dikenalkan oleh Sir Roy Harrod. Teori ini dikenal dengan nama Harrod Domar. Isi teori Harrod Domar iini tentang bagaimana optimalisasi penggunaan utang luar negeri dalam peningkatan pembangunan. Pemikiran Harrod ini berikutnya dikembangkan ahli ekonomi 1960-1970-an seperti Alan Strout dan Hollis Chenerey. Pokok Pemikiran Chenery tertuang dalam 4 ide dasar yaitu,

  1. Sumber Dana Eksternal atau modal asing yang dimanfaatkan negara berkembang sebagai dasar penting dalam memicu investasi dan pertumbuhan ekonomi
  2. Menjaga dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi tetap stabil dibutuhkan perubahan mendasar dalam struktur produksi dan perdagangan.
  3. Sumber modal asing bisa memberkan peran vital dalam pergerakan sumber dana dan peralihan struktural
  4. Kebutuhan modal asing akan turun setelah terjadinya peralihan struktural.
Pokok ide di atas dijadikan dasar dalam pembangunan negara berkembang. Porsi pinjaman luar negeri tidak lagi diperhitungkan. Bahkan, pinjaman luar negeri menjadi sumber dana utama dalam pembiayaan pembangunan. Berikutnya: Pertimbangan sebuah Negara dalam Menentukan Utang Luar Negeri.

 

Suka Artikel Ini? Tetap dapatkan Informasi dengan Berlanggana via email

Comments

You must be logged in to post a comment.

Artikel Terkait
About Author

Calon Sarjana Ekonomi | Aktif Coret Coret di Internet